bukan amarah yang aku temukan dalam masa
tidak pula luka yang terlalu terbungkam
aku peduli pada kisah yang dia telantarkan di desir bahagianya
senyum baginya,
lara merapatkan muram untukku
aku singgah pada seutas derai tangis
kala aku mereguk kata egoisme dunianya
bukan canda yang ku puja,
kusam melekuk doa melalui parasku
aku berdiam pada deru yang mendebar di langkah ibuku
merajam cepat, menukik mengikis garis fana
tak perlu gundah pada gelisah yang aku tambatkan
aku punya segenggam tawa dalam belenggu asa
rapuhkan saja deritanya
tinggalkan saja kelamnya
aku tak mampu berkelakar melodi atas nama alasan sesal
menggemakan nada untuk hilang sekejap
tidak pula selamanya
karena dia selalu di duniaku,
menggelapkan relung tak tersentuh,
dialah ayahku.
No comments:
Post a Comment